Rabu, 29 Maret 2017

Informasi mengenai penyakit Diabetes Mellitus

     Hai Bloggers! Post kali ini Saya akan memberitahu informasi mengenai penyakit "Diabetes Mellitus". Penyakit ini sering disebut sebagai penyakit gula, yang merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbesar nomor 3 setelah penyakit stroke (21,1%), dengan presentase pada penyakit diabetes mellitus ini sebesar 6,7%. Kebanyakkan 1 dari 2 orang atau setengahnya dengan diabetes, tidak tahu bahwa dia penyandang diabetes.  Untuk itu, kalian perlu memahami dan mengetahui informasi mengenai penyakit Diabetes Mellitus (DM).

What's the meaning of the sugar disease or Diabetes Mellitus?



PENGERTIAN DIABETES MELLITUS

Diabetes Mellitus (DM) adalah secara genetics dan klinis, termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hialngnya toleransi karbohidrat. (Sylvia A. Prince & Lorraine 2006)

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit kronis yang terjadi apabila pankreas
tidak memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh yang tidak
efektif menggunakan hormon insulin yang sudah dihasilkan. Ketidakmampuan tersebut
mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar glukosa dalam darah atau yang dikenal
dengan "hiperglikemia". (WHO 2015)

Diabetes Mellitus (DM) yaitu Suatu sindrom dengan terganggunya metabolisme
karbohidrat, lemak, protein, yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau 
penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin. (Guyton and Hall 2008)

What's the cause of diabetes mellitus?

ETIOLOGI DIABETES MELLITUS

Diabetes mellitus disebabkan oleh penurunan produksi insulin oleh sel-sel beta
pulau Langerhans jenis juvenilis (usia muda) disebabkan oleh predisposisi herediter
terhadap perkembangan antibodi yang merusak sel-sel beta atau 
degenerasi sel-sel beta. Diabetes jenis awitan maturitas disebabkan oleh degenerasi
sel-sel beta akibat penuaan dan akibat kegemukan/obesitas. Tipe ini jelas disebabkan 
oleh degenerasi sel-sel beta sebagai akibat penuaan yang cepat pada orang yang rentan
dan obesitas mempredisposisi terhadap jenis obesitas ini karena diperlukan insulin 
dalam jumlah besar untuk pengolahan metabolism pada orang kegemukan dibandingkan
orang normal.

FAKTOR RESIKO DIABETES MELLITUS

   1. Usia
     Resiko bertambah sejalan dengan usia insidens DM tipe 2 bertambah sejalan dengan pertambahan usia (jumlah sel beta yang produktif berkurang seiring pertambahan usia) upayakan memeriksa gula darah puasa jika usia telah diatas 45 tahun atau segera jika ada factor resiko lain.

   2. Obesitas
     Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pancreas mengalami hipertrofi yang akan berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin. Hipertrofi pancreas disebabkan karena peningkatan beban metabolism glukosa pada pederita obesitas untuk mencukupi energy sel yang terlalu banyak.

3. Riwayat keluarga
     Diabetes yang menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes ini terjadi karena DNA pada orang diabetes mellitus akan ikut diinformasikan pada gen berikutnya terkait dengan penurunan produksi insulin.

4. Tekanan darah
     Lebih dari 140 /90 mmhg/ (riwayat darah tinggi)
     Kolestrol HDL <40 mg/dl (laki-laki) dan <50 mg/dl (wanita)
     Trigliserida > 250 mg/dl

5. DM kehamilan (gestasional)
     Riwayat DM kehamilan atau pernah melahirkan anak dengan BB >4kg. Kehamilan, trauma fisik, dan stress psikologis menurunkan sekresi serta kepekaan insulin.

6. Gaya hidup stres
     Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang cepat saji yang kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan ini berpengaruh besar terhadap kerja pancreas. Stres juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan sumber energy yang berakibat pada kenaikan kerja pancreas. Beban yang tinggi membuat pancreas mudah rusak hingga berdampak pada penurunan insulin.

   7. Pola makan yang salah
     Kurang gizi kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan resiko terkena diabetes. Malnutrisi dapat merusak pancreas, sedangkan obesitas meningkatkan gangguan kerja atau resistensi insulin. Pola makan yang tidak teratur dan cenderung terlambat juga akan berperanan pada ketidakstabilan kerja pancreas.

8. Infeksi
     Masuknya bakteri atau virus ke dalam pancreas akan berakibat rusaknya sel-sel pancreas. Kerusakan ini berakibat pada penurunan fungsi pancreas.

KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS

   1. Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)
     Yaitu defisiensi insulin karena kerusakan sel-sel langerhans yang berhubungan dengan tipe HLA (Human Leucocyte Antigen) spesifik, predisposisi pada insulitis fenomena autoimun(cenderung ketosis dan terjadi paa semua usia muda). Kelainan ini terjadi karena kerusakan sistem imunitas (kekebalan tubuh) yang kemudian merusak sel-sel pulau langerhans di pankreas. Kelainan ini berdampak pada penurunan produksi insulin.

   2.Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
     Yaitu diabetes resisten, lebih sering pada dewasa tapi dapat terjadi pada semua umur. Kebanyakan penderita kelebihan berat badan, ada kecenderungan familiar yang mungkin perlu insulin pada saat hiperglikemik selama stres.

   3.Diabetes Mellitus tipe lain
     Yaitu DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu hiperglikemik terjadi karena penyakit lain seperti penyakit pankreas, hormonal, obat atau bahan kimia, endokrinopati, kelainan reseptor insulin, dan sindroma genetik tertentu.

   4.Impaired Glukosa Tolerance (gangguan toleransi glukosa)
     Penyakit pankreas seperti pankreatitis akan berdampak pada kerusakan anatomis dan fungsional organ pankreas akibat aktifitas toksik baik karena bakteri maupun kimia. Kerusakan insulin ini berdampak pada penurunan insulin.

   5. Gastrointestinal Diabetes Melitus (GDM)
     Intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan. Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemanasan makanan bagi janin serta persiapan menyusui, menjelang aterm, dan kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali lipat dari keadaan normal. Bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga terjadi relatif hipoinsulin maka mengakibatkan hiperglikemi. Resistensi insulin juga disebabkan oleh adanya hormon estrogen, progresteron, prolaktin dan plasenta laktogen. Hormon tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga mengurangi aktifitas insulin.

KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS

   1. Komplikasi yang bersifat akut

     A. Koma hipoglikemia
     Terjadi karena pemakaian obat-obatan diabetik yang melebihi dosis yang dianjurkan
     sehingga terjadi penurunan glukosa dalam darah. Glukosa yang ada sebagian besar difasilitasi untuk masuk ke dalam sel.
     B . Ketoasidosis
     Minimnya glukosa di dalam sel akan mengakibatkan sel mencari sumber alternatif untuk dapat memperoleh energi sel, kalau tidak ada glukosa maka benda-benda keton akan dipakai sel, kondisi ini akan mengakibatkan penumpukan residu pembongkaran benda-benda keton yang berlebihan yang dapat mengakibatkan asidosis.
     Koma hiperosmolar non ketotik
     Koma ini terjadi karena penurunan komposisi cairan intrasel dan ekstrasel karena banyak  diekresi lewat urin.

   2. Komplikasi yang bersifat kronik
     Makroangiopati yang mengenai pembuluh darah besar seperti pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak. Perubahan pada pembuluh darah besar dapat mengalami aterosklerosis yang terjadi pada pasien NIDDM. Makroangiopati adalah penyakit vaskuler otak, penyakit arteri koronaria dan penyakit vaskuler perifer. Mikroangiopati yang mengenai pembuluh darah kecil seperti retinopati diabetika, dan nefropati diabetic. Perubahan - perubahan mikrovaskuler yang ditandai dengan penebalan dan kerusakan membran diantara jaringan dan pembuluh darah sekitar terjadi pada pasien IDDM yang terjadi neuropati,nefropati dan retinopati. Nefropati terjadi karena perubahan mikrovaskuler pada struktur dan fungsi ginjal yang menyebabkan komplikasi pada pelvis ginjal. Tubulus dan glomerulus penyakit ginjal dapat berkembang dari proteinuria ringan ke ginjal. Retinopati adanya perubahan dalam retina karena penurunan protein dalam retina, perubahan ini dapat berakibat gangguan dalam penglihatan.

Retinopati dibagi menjadi 2 Tipe:
   a. Retinopati Back Ground
     Dimulai dari mokroneuronisma dodalam pembuluh retina menyebabkan pembentukan eksudat keras
   b. Retinopati Poliferatif
     Merupakan perkembangan lanjut dari retinopati back ground,terdapat pembentukan pembuluh darah menciut dan menyebabkan tarikan pada retina dan perdarahan didalam rongga vitreum,juga dapat mengalami katarak yang disebabkan oleh hiperglikemia yang berkepanjangan menyebabakan pembengkakan lensa an kerusakan lensa.

   3. Neuropati diabetika
     Akumulasi orbital didalam jaringan dan perubahan metabolik mengakibatkan fungsi sensorik dan motorik saraf menurun kehilangan sensori mengakibatkan penurunan persepsi nyeri.

   4. Retan infeksi
     Retan infeksi seperti tuberculosis paru,gingivitis,dan infeksi saluran kemih.

   5. Kaki diabetik
     Perubahan mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati menyebabkan perubahan pada ekstremitas bawah. Komplikasinya dapat terjadi gangguan sirkulasi, terjadi infeksi, gangren, penurunan sensasi  dan hilangnya fungsi saraf sensorik dapat menunjang terjadi trauma atau tidak terkontrolnya infeksi yang mengakibatkan gangren.

MANIFESTASI KLINIS DIABETES MELLITUS

     Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun ada beberapa gejala yang harus diwaspadai sebagai isyarat diabetes. Gejala tipikal yang sering dirasakan pasien diabetes yaitu :
  •      Poliuria (sering buang air kecil)
  •      Polidipsia (sering haus)
  •      Polifalgia ( banyak makan/mudah lapar) selain itu
  •      Pengelihatan kabur
  •      Koordinasi gerak anggota tubuh terganggu
  •      Kesemutan pada tangan dan kaki timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (Pruitus)
  •      Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas

    Menurut tipe DM, tanda gejalanya berupa :

   DM tipe 1
    Gejala umum yang biasa dikeluhkan Poliuria, Polidipsia, Polifagia, penurunan berat
    badan, cepat merasa lelah (fatique), gatal-gatal pada kulit.
   DM tipe 2
    Biasanya hampir tidak ada. DM tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan
    penanganan baru dimulai beberapa tahun ketika penyakit sudah berkembang
    dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM tipe 2 umumnya lebih mudah terkena
    infeksi, sukar sembuh dari luka, daya pengelihatan makin buruk, dan umunya
    menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh
    darah dan syaraf.  

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIABETES MELLITUS

1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan kadar gula darah diperlukan untuk menentukan jenis pengobatan serta modifikasi diet. Ada dua macam pemeriksaan untuk menilai ada/tidaknya masalah pada gula darah seseorang.
Pertama, pemeriksaan gula darah secara langsung setelah berpuasa sepanjang malam, uji kadar gula darah puasa merupakan baku emas (gold standard) untuk diagnosis DM. Seseorang didiagnosis DM manakala kadar gula darah puasanya, setelah dua kali pemeriksaan, tidak beranjak dari nilai diatas 140 mg/dL.

   2. Pemeriksaan urine
   Glukosa akan merembes ke dalam urin jika kadar gula darah telah mencapai ambangnya, pada kisaran angka 150-180 mg/dL. Pemeriksaan urin dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan dilaporkan dengan “system plus” : 1+ hingga 4+. Keton terutama harus diperiksa selama infeks, stress emosional, atau jika terjadi peningkatan kadar gula darah yang sangat tinggi. Protein urin juga harus diperiksa, terutama jika gejala komplikasi ginjal (nefropati) mulai nampak.

3. Pemeriksaan hemoglobin A1c (HbA1c)
     Hemaglobin A1c atau HbA1c adalah komponen minor dari hemoglobin yang berkaitan dengan glukosa. HbA1c juga disebut sebagai glikosilasi atau hemoglobin glikosilasi atau glycohemoglobin. Hemaglobin A1c (HbA1c) digunakan untuk memantau glukosa darah pada pasien diabetes. Pemeriksaan HBA1c adalah pemeriksaan darah yang penting.  Pemeriksaan hemoglobin A1c akan menggambarkan rata-rata gula darah selama 2 sampai 3 bulan terakhir. Hemaglobin A1c 6,5 % menunjukan control gula yang baik, sedangkan hemoglobin A1C 9% menunjukan perlunya perbaikan control gula darah. Jumlah rata-rata gula dalam darah dapat diketahui dengan mengukur tingkat HbA1c. Bagi yang memiliki diabetes mellitus harus melakukan pemeriksaan ini setiap 3 bulan sekali untuk menentukan apakah gula darah telah mencapai kadar target atau belum.




DAFTAR PUSTAKA
    Black, J. & Hawks, J. (2005). Medical Surgical Nursing. (7th ed). St. Louis-Missouri: Elseiver Saunders
    Prince & Wilson, (2006). PatofisiologiKonsep Klinisi Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta:EGC



   







1 komentar: